Senin, 06 April 2009

Nasib Guru Honor Negeri di Banjarbaru


Pahlawan tanpa tanda jasa, mungkin itulah lagu untuk para guru atau lebih tepatnya pada para Guru honor banjarbaru, di saat menjelang pemilu masing-masing partai dengan calegnya menjanjikan perbaikan nasib untuk para guru honor yang ada di banjarbaru yang jumlah guru honornya mungkin mencapai ribuan mulai dari pemberian kenaikan Insentif , kenaikan gaji guru honor yang mencapai UMR atau bahkan masuk ke data base agar bisa diangkat menjadi PNS, sebuah janji-janji yang entah apabila mereka menjadi anggota DPR apakah akan terealisasi, atau hanya pemikat masa aja, yang jelas dalam kepala saya bukan tidak mungkin ketika mereka menjadi wakil rakyat yang pertama mereka lakukan ialah pengembalian modal, bukan penepatan janji.
Nasib guru honor ibarat kata diigut layat dibuang sayang, dimana guru honor ibarat sapi perah yang hanya digunakan daya pikirnya,kemampuan intelektualitasnya bahkan tenaganya untuk kepentingan sekolah tanpa mendapatkan imbalan yang setimpal, ada PGRI tapi fenomena yang terjadi PGRI cenderung hanya membela guru yang pegawai negeri,hanya memeikirkan nasib guru yang pegawai negeri bukan guru honor, lalu apakah guru honor tidak bisa dibela hanya karena mereka bukan PNS.
Ketika gaji Guru honor berada di bawah rata-rata UMR atau bahkan bisa dibilang lebih besar pendapatan paman pentol daripada gaji guru honor,ketika guru honor gigit jari saat ada namanya gaji 13 untuk PN,kenaikan gaji untuk PN, tanpa melihat bagaimana kualitas guru itu sendiri. ketika guru honor yang bertahun-tahun mengabdi di sekolah negeri tiba-tiba harus tersingkir tanpa adanya uang pensiun hanya berbekal gaji 3 bulan di bawah UMR,hanya karena kedatangan rombongan guru PN yang katanya memiliki kualitas lebih baik hanya karena dia lulus tes PN.
Kemana guru honor mengadu ketika mereka mendapat masalah,ketika mereka tak mampu lagi memberi makan anak-anak mereka,jangan heran bukan tidak mungkin seorang guru honor beralih profesi menjadi tukang parkir,salesman,atau bahkan pemulung atau tukang becak atau tukang ojek. ketika teguran selamat pagi Bapak berubah menjadi sini man atau bahkan mungkin jadi kuli bangunan ata tukang pungut sampah
daku teringat parodi lagu Padahayangan Project era tahun 90 -an dimana salah satu teksnya berbunyi " di kelas ku tulis nasib seorang guru,menulis banyak ilmu hingga q banyak tau, "sanggupkah aku menjadi guru, honor seminggu hanya cukup sampai rabu, babe setuju bila itu memang cita-citaq, beri les dan jual buku untuk menambah uang saku"
sebuah pertanyaan terbesit di kepala, apakah mungkin para pejabat-pejabat pemerintah saat ini,memikirkan nasib guru honor yang berjuang dengan penuh keikhlasan,bahkan mungkin diantara guru honor itu adalah guru para pejabat atau wakil rakyat itu.
Apakah mungkin guru honor yang telah membrikan ilmu itu akan selamanya menjadi honor, apakah mungkin terjadi pengangkatan untuk guru-guru honor yang telah mengabdi dengan penuh keikhlasan menghadapi segala kedzaliman, apakah akan menjadi pahlawan tanpa tanda jasa, apakah mungkin guur honor menjadi PN
Hanya tuhan yang tau.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar